Badan Wakaf Indonesia, Manfaat Wakaf, Wakaf Quran, Syarat-syarat
Wakaf, Al qur an online, Hikmah Wakaf, Pengelolaan Wakaf di Indonesia,
Peraturan Wakaf, Lembaga Wakaf
Wakaf Alquran Braille, Rumah Wakaf Indonesia, Rumah Wakaf, Bayar Wakaf, Lembaga Wakaf di Indonesia, Tempat Wakaf, Wakaf Online, Rumah Wakaf Bandung, Wakaf Online Indonesia, Wakaf Center, Wakaf Infak Sedekah, Wakaf Pembangunan Masjid
Wakaf Alquran Braille, Rumah Wakaf Indonesia, Rumah Wakaf, Bayar Wakaf, Lembaga Wakaf di Indonesia, Tempat Wakaf, Wakaf Online, Rumah Wakaf Bandung, Wakaf Online Indonesia, Wakaf Center, Wakaf Infak Sedekah, Wakaf Pembangunan Masjid
Agama Islam masuk ke Alor melalui desa Gelubala
(sekarang Baranusa) di Pulau Pantar, melalui kehadiran seorang mubaligh
dari Kesultanan Ternate bernama Mukhtar Likur pada tahun 1522. Data ini
diperkuat oleh catatan seorang anak buah penjelajah dunia Ferdinand
Magellan dari Portugal bernama Fegafetta yang singgah di Alor pada tahun
1522 dalam pelayarannya kembali ke Eropa. Dia mencatat bahwa di
Kepulauan Alor, tepatnya di Pulau Pantar, mereka telah menemukan suatu
komunitas Islam yang tinggal di kampung bernama Maloku, Baranusa. Dari
tempat ini Islam mulai menyebar ke arah timur dan masuk ke desa-desa di
Alor lainnya seperti Bungabali (sekarang Alor Besar), Alor Kecil,
Dulolong dan lainnya.
Pada tahun 1523 tibalah lima orang bersaudara dari Ternate bernama
Iang Gogo, Kima Gogo, Karim Gogo, Sulaiman Gogo dan Yunus Gogo disertai
seorang mubaligh lainnya bernama Abdullah. Mereka memiliki misi yang
sama dengan Mukhtar Likur, yaitu menyebarkan ajaran Islam di kepulauan
Alor. Untuk mencapai tujuan ini, mereka berpisah dan menyebar ke
berbagai desa di Alor. Iang Gogo menetap di Bungabali (Alor Besar), Kima
Gogo di Malua/Kui/Lerabaing, Karim Gogo di Malaga (nama Portugis untuk
Nuha Beng atau Ternate Alor), Sulaiman Gogo di Panje (Pandai) – sebuh
desa pantai di ujung paling utara Pulau Pantar, sedangkan Yunus Gogo dan
Abdullah menetap di Gelubala, Baranusa.
baca juga : Mengenal Islam di Alor
Tiga desa pertama yang memeluk agama Islam berada di Bungabali (Alor
Besar/Laffo Beng), Alor Kecil (Laffo Kisu) dan Dulolong. Menurut
catatan, cepatnya proses ketiga desa ini memeluk agama Islam adalah
karena ketiga desa ini dibangun oleh satu keluarga yang sama, yaitu
keturunan dari Sakubala Duli dan istrinya Bui Munangbela. Di Alor Besar
Iang Gogo meninggalkan suatu peninggalan bersejarah, yaitu sebuah kitab
suci Al Quran yang ditulis tangan. Al Quran ini ditulis di kertas kulit
kayu. Saat ini Al Quran tersebut disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang
merupakan generasi ke-13 keturunan Iang Gogo.
Sumber : wikipedia.com
www.rumahwakaf.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar